parizz

parizz

Kamis, 03 November 2011

Tugas Sastra Indonesia

KASIDAH TANGAN YANG SIA-SIA
Aku hanya menginginkan sebuah tangan
Hanya tangan yang lukaa, kalau bisa.
Saya hanya menginginkan sebuah tangan,
walaupun seribu malam aku tak beranjang.

Ranjang itu adalah ranjang putih kapur
ia semestinya seekor merpati yang tertambat di jantungku,
ia semestinya penjaga malam kematianku
yang mutlak melarang bulan menyusup.

aku bagai minyak hari-hari
dan sprei putih ajalku.
Aku hanya menginginkan tangan ini
Penopang sayap-sayap kematianku.
Selebihnya biarkan.
Tanpa nama sudah kemerahakan wajah, bintang abadi.
Selebihnya adalah soal lain: angin nestapa,
Sementara dalam gerombolan dedaunan berlari

Judul: “kasidah Tangan Yang Sia-Sia”
Ringkasan Isi secara Lugas: puisi tersebut mengungkapkan kesan penyair yang mengharapkan uluran tangan(pertolongan) yang tulus dari seseorang yang lain , namun keinginannya hanya sia-sia karena harus membayar uluran tangan tersebut dengan imbalan lain, dalam arti tidak tulus dalam memberikan bantuan.
Amanat Puisi Kasidah Tangan Yang Sia-Sia
“Memberikan bantuan kepada orang lain yang membutuhkan . jangan mengharapkan imbaan atau balasan apapun.”
Kata-Kata Sulit
Sebuah tangan= uluran tangan
Minyak hari hari
Sprei putih ajalku
Sayap-sayap kematianku
Kemerahakan wajah
Bintang abadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar