parizz

parizz

Rabu, 04 Januari 2012

puisi


Pada satu celah ku merunduk terdiam
Merasakan tajam lirikan mata-mata pengintaiMu
Tiada daya…terhempas,luluh bagai gerimis
Tak mampu lagi membendung gumpalan-gumpalan lara
Yang memenuhi rongga jiwa hampa tak terkira
Parasku bertabur kepedihan
Di antara segerombolan awan yang menghitam
Telingaku mendengung
Mendengar suara penyeru memuja,menyanjung
KesempurnaanMu…
Aku terbuai rapuh…
Melata meraba denyut nadi yang terbata-bata
Mengeja syairMu…dengan bersimpah darah air mata…
Jelas terbaca…dalam lipatan hari yang berpelangi…
Mengapa kau cipta?
Bila hanya menumpuk noda nista…
Kemana kau s’lama ini
Kala ku menjerit memohon belas kasihMu…
Tidakkah kau dengar rintihan lara yang ku ucap…
Dalam derai air mata
Dalam duka teramat dalam ini aku masih memujaMu …
Melafalkan kebesaran namaMu
Aku percaya …
Semua tawa bahagia,duka juga lara
Yang ku rasa…
Semua karna kehendakMu
TuhanKu  ,Sang Maha dari segala Maha




pusii


negeri kami negeri tanpa nurani..
disini  hamparan ribuan nyawa manusia mnggantung..
pepohonan yang mengerang
melayang tanpa ruang..
langit yang kerontang tanpa kehijauan ruang..
masa depan hanyalah belantara
ke cakrawala yang menabur garisnya…
hari-hari kami hanyalah jerit angin yang kering
berkali aku menyerumu ditengah badai..
dengan pemuh keringat keletihan..
sepenggal harpku mencuat..
kami hanya butuh nasi..
bukan janji-janji ilusi yang tak kunjung nyata..
ladang0ladang yang gersang…
jam demi jam lewat tanpa rupa dan makna..
menderaskan air mata do’a hingga muara…
seperti ilalang yang menjulang sembahyang..
ia injak-injak harapan yang kami gantung..
ketika kami tak punya lagi harapan..
dan putus asa mnyeringai di depan mata
kini maut tersedia sebagai jalan pintas..
kami bosan dengan hidup yang dikuasai iblis..
biar kini hukum alam yang akan menindas ..
untuk semua siksa yang mereka tebar selama
duduk di kursi sang Raja..

Hanya Fatamorgana




Sebelum petang menjelang..
dan fajar terbenam di ufuk barat..
Langkahku beranjak pergi…
Membawa gumpal-gumpal kecewa yang
Tak dapat terungkap kata..
Karena tak ku temukan dirimu dimanapun..
Diantara derai-derai hujan dan gelapnya malam..
Hanya bayang bayang semu masa lalu..
Yang kini ku sadari..
Kau hanyalah fatamorgana yang nampak
Dalam ilusi bawah sadarku..
Kau menghilang bagai kabut pagi..
meninggalkan  kenangan yang sulit tuk dimusnahkan..
dalam hening malam ku lihat bayangmu menari-nari
hanya fatamorgana..
tak  nyata, akupun harus sadari
kau hanyalah ilusi yang tak nyata..