parizz

parizz

Rabu, 09 Mei 2012

oo


1.    AO : Dibutuhkan karyawan untuk didik menjadi account officer untuk penempatan kantor baru, dgn syarat pria usia max 30th pendidikan min SMU sederajat, punya kendaraan sendiri. Fasilitas ada gaji pokok, uang transport, dan jenjang karier. Lamaran langsung diantar ke Koperasi Adhiyaksa JL.Sudancho Supriadi utara auto 2000 sukun Malang. Tlp:32 55 05
2.       3. Karyawati : GAMMA Interior bergerak di bidang interior decoration membutuhkan Karyawati dgn syarat wanita usia max 24th pendidikan min SMU sederajat bisa mengopersionalkan komputer, penampilan menarik tinggi min 155cm dan kirimkan lamaran lengkap anda di lampiri fotocopy ijasah foto berwarna 4x6 curiculum vitae dan biodata pendidikan. Dikirimkan ke GAMMA Interior Perum Griyashanta Blok N-520 (belakang gedung Krida Budaya) tlp: 479 101 Malang
3.       ·  Admin : Dibutuhkan tenaga kerja untuk bagian administrasi, dgn syarat wanita usia max25th menguasai office, belum menikah dan bisa sedikit mandarin. Juga dibutuhkan driver, syarat punya sim A atau C max usia 30 yang berminat lamaran ditujukan ke Ruko Sukarno Hatta Indah B/9 tlp: 404 577
4.       ·  1. Karyawan : Saguanto Toko Taylor membutuhkan karyawan penjualan dgn syarat usia 18 s/d 21th mau kerja keras. Dan lamaran langsung diantar ke Toko Saguanto Jl.KH Zainul Arifin 32 Malang tlp:368 441 – 362 177
5.       ·  3. Guru Privat : dibutuhkan tenaga pengajar atau guru privat mental aritmatika untuk SD. Yang berminat hubungi ibu LIA 081 252 933 03
6.       DAFTAR RIWAYAT HIDUP
7.      
Data Pribadi
Nama : Setyarini Rahayu
Tempat, Tanggal Lahir : Surabaya, 06 Nopember 1982
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Katholik
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Jl. Kebagusan III/20
Pal Merah, Jakarta Selatan 12220
Telephon : 021-7665239 (rumah)
021-5249972 (kantor)
0812-590590 (HP)

Latarbelakang Pendidikan
Formal
1991 – 1994 : SMP 624, Jakarta
1994 – 1997 : SMEA 804 Jakarta
1997 – 2001 : Yayasan Administrasi Indonesia (YAI), Jakarta

Non Formal
1994 – 1996 : Kursus Komputer di Bina Informatika Nusantara, Jakarta
1996 – 1997 : Kursus Bahasa Inggris di Berlitz English, Jakarta
2003 – 2003 : Kursus Pajak (Brevet A & B)


Kemampuan

* Kemampuan Akuntansi dan Administrasi (Accounting & Administration Skills) Journal printing & Calculation, Ledger, Project Data Updating, Teller, Salary Calculation, Petty Cash Payroll & Calculation, Inventory Controls)
* Kemampuan Komputer (MS Word, MS Excel, MS PowerPoint, MS Access, MS Outlook dan Internet)
* Sistem Perpajakan

Pengalaman Kerja

* Praktek Kerja Lapangan:

Praktek Kerja di PT. ARJUNA CARGO, Jakarta
Periode : April 1997 - June 1997
Tujuan : Persyaratan kelulusan SMEA 804 Jakarta
Posisi : Operator Administrasi

Rincian Pekerjaan:
- Mengupdate data konsumen
- Mengatur jadwal pertemuan dengan konsumen
- Menyiapkan surat-surat pernawaran untuk konsumen
- Menyiapkan tagihan

* Bekerja di PT. SAMUDRA SEDAYA CARGO, Jakarta

Periode : Januari 2002 - Mei 2005
Status : Karyawan Tetap
Posisi : Staf bagian Finance

Rincian pekerjaan :
- Mengelola kas kecil
- Melakukan surat menyurat bisnis
- Mengontrol persediaan peralatan kantor
- Menerbitkan dan menerima faktur dari pemasok
- Penggajian (payroll)

Rabu, 02 Mei 2012


rresep Bakmi Goreng

Bahan :

250 gr mie basah
1/2 buah tomat, belah 3
2 sdm irisan daun bawang
1 btr telor bebek
30 gr irisan kol
1/4 sdt penyedap rasa (bila suka)
Garam, sdsuai selera
30 cc kaldu ayam ( Ambil dagingnya untuk suwiran )
3 sdm minyak bawang
5 sdm Kecap manis

Bumbu yang dihaluskan :
2 siung bawang putih
1/4 sdt lada putih bubuk

Untuk Taburan :
1 sdm bawang goreng
1 sdt irisan daun seledri
Acar (mentimun,cabe rawit,wortel


Cara Memasak :

Panaskan minyak bawang di wajan / wok.
Tumis bumbu halus yang dihaluskan
Tambahkan penyedap (bila suka) dan garam. Tumis hingga harum

Masukkan irisan kol, potongan tomat, irisan daun bawang, telur bebek dan suwiran daging ayam.
Aduk - aduk hingga semua bahan tercampur
Masak hingga telur matang

Masukkan kaldu ayam dan Mie
Tutup wok / wajan dan diamkan selama 2 menit atau hingga mie dan sayuran matang

Tambahkan Kecap manis. Cicipi ( tambahkan garam bila perlu )
Aduk - aduk hingga semua bahan tercampur

Sajikan dengan taburan irisan daun seledri, bawang goreng
Sajikan dengan acar
(resep bakmi goreng untuk 4 porsi)

Tips : Kalau anda tidak mau menggunakan penyedap rasa / moto, beri sedikit gula untuk memantapkan rasa ( Cicipi sesuai selera )

Sabtu, 24 Maret 2012

puisi VI

Ayah

Diantara derai-derai hujan
Dan angin malam yang kian mencekam
Bocah kecil menyusuri jalan
Tak peduli hari yang semakin kelam
Bocah kecil terus berjalan dan berjalan.
Menyusuri ruang demi  ruang kehidupan..
Ia tahu apa yang harus dicarinya
Sang ayah
Sang empunya cerita tentang derita..
Pergi tanpa berita
Dan kini duka terus saja ada
Ayah..
Kemana kau pergi mengembara..
Kenapa aku tak kau bawa serta
Apa aku terlalu membawa derita
Apa aku tak berguna
Ayah..
Aku anakmu..
Bagian dari tulang rusukmu..
Aku anakmu..
Ingin bertemu

puisi V

Ya Rabb..

Senja tiba membuka hari
Setelah habis malam merajut mimpi
Kini sang mentari menyambut pagi
Dengan cahaya sinar ilahi

Diantara siang dan malam yang silih berganti
Cahaya dan gulita yang kujalani
Aku ingin memujaMu dengan sederhana
Apa adanya tanpa ada rasa bangga

Ya Rabb..
Kau begitu sempurna
Sesempurna apa yang Kau cipta
Kau yang paling sempurna

Ya Rabb..
Kau hadirkan aku dalam dunia fana
Tuk mencari sejuta makna
Tentang air mata, duka dan bahagia

Ya Rabb..
Sang Maha dari segala Maha
Izinkan  aku memujaMu hingga akhir menutup mata..
Hingga tubuh ini terbaring tanpa nyawa
Ya Rabb..

Senja tiba membuka hari
Setelah habis malam merajut mimpi
Kini sang mentari menyambut pagi
Dengan cahaya sinar ilahi

Diantara siang dan malam yang silih berganti
Cahaya dan gulita yang kujalani
Aku ingin memujaMu dengan sederhana
Apa adanya tanpa ada rasa bangga

Ya Rabb..
Kau begitu sempurna
Sesempurna apa yang Kau cipta
Kau yang paling sempurna

Ya Rabb..
Kau hadirkan aku dalam dunia fana
Tuk mencari sejuta makna
Tentang air mata, duka dan bahagia

Ya Rabb..
Sang Maha dari segala Maha
Izinkan  aku memujaMu hingga akhir menutup mata..
Hingga tubuh ini terbaring tanpa nyawa

puisi IV

Bayang-bayang  kelabu

Sepanjang jalan kehidupan..
Telah begitu jauh langkahku mengembara..
Sempoyongan menangkap baying-bayang ilusi…
Kadang harapan senantiasa terbang….
Menginjak batas kesabaran nurani..
Aku hanyalah pengikut sang waktu
Menyelam dalam kedalaman samudera impian
Terseret  ombak kemlaratan..
Trpukau luka masa silam..
Kini ku lihat bayangku menghilang
Terlempar bagai rontokkan daun
Di musim kemarau..
Dan nasib kini memenjara di jeruji sepi..
Nasib hitam sang kehidupan..
Mengalir bagai air yang mambang..
Dan kini, biarlah takdir menuliskan segala kisah tentangku
Tak ada yang perlu disesali..
Tak perlu sembunyi dari  kejaran derita..
Hari-hari kelam ini akan segera berganti..
Ingatlah, roda kehidupan takkan berhenti berputar..
Coba tatap langit yang terbelah
Di bawah samudera impi yang mebara..
Dimana segala kisah dimulai..
Dan diakhiri tanpa air mata..

puisi III

Jangan Lagi

Rasa itu datang lagi
Menyusup dalam relung  hati yang telah mati
Saat aku merasa sendiri
Saat aku merasa tak lagi berarti
Dan tak ada lagi celah tuk mencurahkan isi hati
Saat itulah ia datang membawa senyuman
Diantara derasnya hujan
Dan malam tanpa bulan
Seperti cahaya di ujung jalan
Ia hadir membawa segumpal rasa
Tuk insane yang selalu berduka
Tapi aku tak lagi ingin kecewa
Biarkan saja aku terluka
Dari pada hidup berurai derita
Karna cinta yang tak terungkap kata

puisi II

Berlalu

Diantara sinag dan malam yang silih berganti
Perlahan aku mulai sadari
Hari-hari yang tak berarti
Kini tak mungkin terulang kembali

Detak sang waktu telah berlalu
Seiring kisah masa kelabu

Untaian do’a demi do’a
Yang mengalun seiring asa
Hanyalah pinta yang sederhana
Tuk hari esok yang lebih bermakna

puisi I

Mengapa..

Saat aku ingin berlari..
Mengapa yang ada hanya arena yang tak pasti..
Batuan cadas dan kerikil tajam menanti..
Saat aku ingin berdiri..
Yang ada hanya gulita yang menghadang..
Saat aku ingin bernyanyi…
Yang ada hanya lirih dengung di telinga..
Kini bisrkan aku membisu..
Diamkan saja aku..
Hingga tergores penuh seluruh perasaan ini..
Bisrkan saja aku menangis meratapi lara diri seorang diri
Hingga luka lama terkuak kembali..
Tolongg!!..
Akhiri semua ini..
Putuskan ikatan diantara kita..biarkan aku bebas,
Meski harus menahan pedih teramat dalam..
Cukup sampai disini cerita cinta ini..
Demi aku, kamu dan dia..

cerpen IV

Kisah cinta Rubi’ah

19 tahun berlalu, namun luka itu belum juga hilang dari batinnya,  sampai kapanpun sakit hati Rubi’ah masih belum terobati. Batinnya menjerit setiap kali melihat si mbok meamatung dalam sepi dengan pandangan kosong melompong. Si mbok akan berteriak histeris setiap kali ada orang yang mendekatinya, terkecuali Rubi. Anak semata wayangnya yang kini tumbuh menjadi seorang gadis yang begitu jelita dipandang. 
Rubi memang berbeda dengan kebanyakan orang karangrejo lainnya . tubuhnya yang tinggi semampai, kulit kuning langsat yang begitu bersih juga wajahnya yang mirip orang asing itu, membuatnya begitu jelita untuk dipandang
Takdir membawanya terseret dalam arus kehidupan yang begitu kelam , terlahir dari rahim seorang perempuan desa yang mengalami depresi kejiwaan karena diperkosa oleh orang Belanda yang kala itu sedang melancakan aksi  jajahannya di daerah itu . “anak haram” begitu teman-teman masa kecilnya  memanggilnya . Rubi tak bisa mengelak karena ia sendiripun tidak tahu siapa sebenarnya ayah kandungnya.
Gadis kecil itu begitu polosnya hingga tidk tahu apa yang sebenarnya menimpa si mbok yang melahirkannya hingga sampai mengalami depresi berat seperti itu
.
“kenapa lagi si ndok?pasti diganggu anak kampong lagi to?”
Tanya Omah pada Rubi ketika melihatnya pulang dengan kepala tertunduk dan mata berkaca-kaca.
“sudahlah nduk, ndak usah didengerin!  Mereka itu gak tahu apa-apa .” lanjut Omah
“gimana bisa ndak dengerin omongan mereka  omah? Sedangkan setiap hari mereka menghinaku?”
Tangis Rubi mulai meledak dan Omah hanya bisa terdiam melihat cucunya menangis sejadi-jadinya.
“sekarang Omah jawab! Apa benar aku ini anak haram?” bentak Rubi
“ndak nduk, ndak..” jawab Omah terharu
“kalau begitu katakana siapa sebenarnya bapakku? Kenapa semenjak aku kecil hingga saat ini ia tak pernah menampakkan batang hidungnya?”
“tenang ndukk, tenang dulu..!! mbok akan jelaskan yang sebenarnya. Mungkin ini sudah saatnya kamu tahu.”
“begini, dulu waktu tentara Belanda mulai memasuki desa ini, awalnya mereka baik . mereka memperlakukan warga denagn sopan, itulah sebabnya ibu kamu jatuh cinta pada orang belanda itu, akhirnya meraka jatuh cinta dan orang belanda itu berjanji akan menikahi ibu kamu. Namun semakin hari perlakuan orang belanda semakin berubah, dan akhirnya kita semua tahu niat buruk mereka datang ke desa ini. Hingga pada akhirnya warga mengusir orang-orang Belanda itu dari desa ini. Termasuk bapakmu.”
“lalu?” kata Rubi
“ya, omah tahu bapakmu itu sebenarnya orang yang baik, jujur, ndak seperti orang belanda lainnya. “
“berarti aku ini punya ayah?”
“iya,kamu punya ayah nduk, tapi sayang perkawinan mereka diketahui  oleh orang-orang jepang lainnya. Dan mulai saat itulah ayah kamu menghilang tanpa kabar”
“kenapa?”
“omah juga gak tahu nduk, soal itu hanya ibu kamu yang tahu. Nah, yang penting sekarang kamu tahu kalau kamu punya bapak dan kamu bukan anak haram”

Rubiah hanyalah seorang gadis karangrejo biasa yang baru saja diperistri oleh sulaiman yang seorang tukang becak yang berpenghasilan tidak seberapa,namun memiliki tubuh yang gagah dan wajah rupawan. Banyak pemuda di desa itu yang merasa iri pada sulaiman. Bagaimana bisa seorang tukang becak yang miskin bisa memperistri bunga desa yang harumnya di incar oleh setiap pemuda.
Rubiah tidak pantas jadi istri sulaiman. Mereka berpendapat bahawa ia lebih pantas jadi istri seorang petinggi desa. Namun rubiah melihat sisi lain dari seorang sulaiman. Meskipun ia harus hidup miskin paling tidak ia bisa bahagia. Hingga pada suatu ketika,disuatu pagi  yang mendung Parto salah seorang tukang becak teman sulaiman menggedor gedor pintu rumahnya.

“Rub…Rub, buka Rub.. cepat”
“iya,iya…… sebentar , ada apa sih?
Rubi berlari meninggalkan dapur menuju pintu dan ketika ia membukakan pintu ia mendapati suaminya tergeletak tak berdaya dengan tubuh berlumuran darah digendongan parto

“yang sabar yo rub….,barusan sulaiman di tabrak mobil sampai kayak gini. Lukanya ndak terlalu parah.makanya aku bawa pulang. Soalnya yang nabrak lngsung kabur.
Rubi tersentak sedemekian hebat mendapati keadaan suaminya. Seketika kepalanya langsung berkunang-kunang dan nafasnya seakan sesak ia pun terjatuh tak sadrakan diri. Akhirnya sulaiman hanya diobati oleh seorang tenaga medis relawan yang tidak mempunyai peeralatan cukup.
Rubi membuka mata dengan penglihatan yang masih samar-samar dan kepala pening. Dilihatnya para tetangga yang mulai memenuhi rumahnya untuk sekedar menengok keadaan sulaiman.

“yang sabar yo nduk!” kata seorang tetangga yang duduk disampingnya sembari menepuk nepuk pundaknya
“mas sulaiman!!!!”teriak rubi ketika ia baru menyadari apa yang menimpa suaminya.
“suamimu ndak apa-apa kok nduk, Cuma kata dokter kakinya retak, jadi ya kemingkinan besar suamimu akan lumpuh”
“lumpuh!!!” ulang rubiah tak percaya. Sementara air mata telah membasahi wajahnya

Rubiah tak tahu lagi harus bagaimana . suami yang juga tulang punggung keluarganya kini lumpuh dan itu berarti tak mampu lagi mencari nafkah. Lalu , siapa yang akan menghidupinya?
Begitu mengharu biru kisah cinta yang dialami seorang Rubia’ah. Seperti halnya kisah hidupnya yang menyedihhkan. Namun inilah takdir yang sudah digariskan sang maha pencipta untuknya.

cerpen III

Hidup Baru

Berawal dari sebuah pertemuan tak terduga di sebuah halte bus.
Hari itu cuaca benar-benar panas, tak seperti biasanya butir-butir keringat mulai membasahi kening Bian yang sedari tadi menanti bus jurusan Jakarta-bogor. Ia semakin beram karena bis yang ditunggunya tak kunjung dating sementara suasana dalam halte semakin pengap akan kerumunan orang . Ditambah lagi pedagang asongan yang berteriak-teriak menawarkan dagangannya juga segerombolan ABG anak SMP yang duduk di samping kiri Bian bergurau membicarakan hal-hal tidak penting  dengan gaya alay yang membuatnya semakin jengekel.
“permenn..permenn!! tissue…! Rokokkk.!!”
“wuahaaa..ha… yah pokoknya loe, gue end..zzzzzzzzz”
“gila yah nih halte udah kayak pasar deh, berisik bangettt!!! Mana panasnya gak kira-kira , bisa diem gak sihhh???”. Gerutu Bian yang jengkel pada segerombolan ABG tadi.
Seketika anak-anak SMP itu terdiam menatap Bian yang wajahnya mulai memerah dan matanya melotot seperti hampir keluar .
Bian yang kesal kemudian beranjak pergi  dan menjauh, mencari  tempat yang lebih nyaman . Di pojok halte ada tempat kosong  di sampingnya duduk seorang pemuda bertopi hitam yang menutupi sebagian wajahnya. Tanpa piker panjang lagi Bian langsung mendududki tempat  kosong itu
Tanpa ia sadari pemuda bertopi si sampingnya memperhatikan Bian yang kelihatan kesal dan gelisah.
“kanapa? Kok kelihatannya jengkel banget?” Tanya pemuda itu
“e, iya . abisnya, panas banget cuacanya.” Jawab Bian Spontan
“kamu nunggu bus ke Bogor juga?”
“iya nih, kok gak datanga datang yah??”
“oh , sama dong! Aku juga dari tadi nunggu bus itu”
“oh ya, kenalkan aku Raffi.” Lanjut pemuda itu
Bian terkejut dan seketika membelokkan wajah kea rah pemuda itu
“a  aku Bian,!! Bianca.” Jawab Bian dengan salah tingkah
“ohh Bian, salam kenal yah.” Kata Raffi ketika  menjabat tangan Bian sembari membuka topi hitamnya  yang menutupi hampor sebagian wajahnya.
Bian terperangah melihat wajah pemuda itu yahg mengembangkan senyuman begitu manis di bibirnya. Membuat Bian tersipu malu dan terdiam merasakan denyut nadinya nberdegub tak menentu.
“nah itu dia, busnya sudah dating.” Kata Raffi membuyarkan semua lamunan Bian
“oh iya, ayo kita naik!!” jawab Bian yang baru tersadar dari lamunannya dan segera beranjak menaiki bus.
Tatapan mata Raffi, pemuda misterius yang sering ia temui di halte bus itu menggambarkan ketenangan jiwa  dan senyuman yang mengembang di bibirnya membut Bian selalu terbayang-bayang dan bila Bian mencoba mengingat-ingatnya, ia kaan gtersenyum-senyum sendiri  bahkan tertawa-tawa sendiri  seperti orang gila. Penampilannya yang rapi dengan gitar klasik yang selalu dibawa pemuda itu di punggungnya, aneh memang, tapi menurut Bian pemusa misterius itu unik, lucu dan keanehannya membuat Bian selalu teringat.

Pagi menjelang, matahari mulai menampakkan sinarnya , sementara Bian masih terbuai  mimpi indah di ballik selimut hangatnya.
“ndokk. Ndokk, bangun! Udah siang…’
“iya Omah, bentar lagi… “ jawab Bian belum sadar
“Lho kamu nati ketinggalan bus gimana?? Ayo cepet bangun!!!” bentak  Omah
“iya… iya..”
Dengan terpaksa ia terbangun , matanya sembab karena tidur kemalaman dan bibirnya sedikit membengkak , ia kemusian menanggalkan slimut hangatnya dengan berat hati . ia berusaha menyadarkan diri bahwa kehidupannya kini tak lagi seperti dulu. Kini roda kehidupan telah mebawanya ke satu  posisi paling dasar . Ia sadar orang tua kandung yang dulu memanjakannya denagn segala  fasilitas kini telah tiada. Rumah mewah, mobil Pribadi,  supir, kasur empuk,  semuanya sudah hilang.  Dan kini yang ada di hadapannya hanya kamar sempit tanpa AC  dan kasur empuk. BIan masih sering sekali belum bisa menerima kenyataan ini. Berat memenag, Dallam waktu sesingkat itu ia harus kehilangan orang tua kandung, yang paling menyayanginya di dunia ini juga semua harta yang ia miliki.
“waaaaaaaaaah…” jerit Bian . ia menangis meluapkan kesedihannya  hamper setiap pagi di depan kaca riasnya dan menatap wajah lusuhnya ketika menangis.
“come on Biann!!!  Waktu gak akan berhenti melihat kamu  kayak gini, ayo move on.. move on!!”
Bian berusaha dan berusaha membuat dirinya bangkit , tapi itu tak semudah membalikkan telapak tangan karena sejak kecil Bian terbiasa dimanjakan, dilayani segala kebutuhannya dan membanggakan segala apa yang dimilikinya. Mungkin inilah yang dinamakan karma, Tak disangka Tuhan merubah semua kehidupan seorang Bianca dalam*sesaat . kala itu kebakaran melanda  tempat tinggalnya, hingga semua miliknya hangus terbakar api. Bian selamat meski kedua orang tuanya ak dapat diselamatkan lagi. Sejak itulah Bian kehilangan  segalanya. Hidupnya terasa hancur lebur, akhirnya Bian hidup bersama keluarga Tante Mona sahabat almarhum ibunya. Walaupun kehidupannya berubah 180 derajat dari kehidupan lamanya.

Kejadian itu membuatnya depresi berat. Ia menjadi pendiam dan tak banyak bicara, ia juga kehilangan semangat hidup dan merasa tank berarti lagi.
“ohhh..!! kasihan, puteri Bianca rambutnya sampai berantakan gitu yah naik bus ekonomi.”
Sindir Gloria, teman sebangkunya yang sedari dulu benci pada kecongkakan Bian
“gak usah comment deh,  dasar Glorila!” balas Bian beram

Saat itulah karma membuatnya sadar akan kehidupan tak selamanya sama, hidup ini berputar. Kecongkakannya dulu membuat teman-temannya  jengkel  , dan kini ketika Bian tak punya  apa-apa lagi untuk dibanggakan . semua orang menjauhinya, bian dikucilkan dan tidak diterima lagi oleh mereka.

Pulang sekolah ia tak mampu lagi membendung rasa sedihnya,  dalam Bus ia memilih tempat di pojokan. Dan disanalah air matanya membanjir tak terkendali
“kenapa?? Kenapa hidupku jadi seperti ini Tuhan..”
Batinnya menjerit  menahan rasa marahnya pada teman-temannya, kala itu Biaan merasa benar-benar sendiri tak ada seorangpun yang menyayangi dan peduli akan keadaannya .
“Bian…?” sapa seseorang yang tiba-tiba duduk disampingnya
“kamu? Raffi..” terkaget
“please aku lagi ingin sendiri  sekarang.”
“so apa aku harus pergi? Bukan gini caranya menghilangkan kesedihan , sobat.”
“apa peduli kamu?”
“ aku peduli, karena aku tahu kamu pasti punya masalah yang berat sampai nangis kayak gini.”
“udahlah ini bukan urusan kamu.”
“gak, gak.. pokoknya kamu harus cerita, sekarang kamu ikut aku!!” paksa raffi

Raffi menggandeng tangannya dan menariknya turun dari bus. Ia membawa Bian pada satu tempat  yang begitu sepi diaman hanya ada pepohona dan suara  gemericik air danau dihadapannya.
“disini, biasanya aku meluapkan kesedihan aku sering kesini kalau aku marah dan bosan sama hidup yang kujalani.” Kata Raffi
“wuahhhhhhhhh” Bian berteriak sekuat tenaga meluapkan kesedihannya
“iya, teriaklah sepuas kamu kalau kamu merasa  bisa sedikit lega . gak akan ada yang dengar suara kamu disini.”

“aku.. aku  gak mau hidup lagi..”
“ kamu ngomong apa Bian?, aku gak tahu seberapa besar masalah yang menimpa kamu tapi coba buka mata dan lihatlah sekeliling kamu! Banyak orang di dunia ini memperjuangkan hidupnya dengan segala upaya. Karna hidup itu mahal, dan kamu? Kenapa harus membenci hidup jika kamu bisa membuatnya lebih berarti.”
“please come on” lanjut Raffi
Bian kehabisan kata-kata , ia terkejut, terpaku mendengar kata-kata bijak yang keluar dari mulut seorang laki-laki yang baru dikenalnya itu.  Ia sadar hidupnya masih panjang dan tidak harus berakhir disini hanya karena cobaan..

Cerpen II

Hanya maaf

11 Jan 1999, ukiran itu masih tertoreh jelas di serat kulit pohon akasia yang semakin menua termakan waktu. Ranum meamandangi ukiran itu tanpa peduli waktu terus berlalu dan hari telah menyongsong malam. Ia terlanjur larut dalam memori masa kecilnya bertahun-tahun silam , memori yang tidak mungkin hilang dari otaknya. Seketika terbesit dalam benaknya sesosok wajah seorang bocah laki-laki  yang dulu pernah mengisi hari-harinya, mengembangkan senyum di bibirnya dan menceritakan banyak hal tentang kehidupan di dunia ini.
 Bocah ingusan itu begitu berarti buat seorang Ranum , gadis kecil yang kehilangan keceriaannya karena takdir . Ia terlahir dengan keterbatasan fisik, tuna wicara membuatnya merasa berbeda dari teman teman lauinnya, ia dikucilkan, dijauhi, dan diasingkan dari kehidupan sosial. Ranum kecil akhirnya hidup terasing dalam keheningan , larut didalamnya , dan tidak pernah mengenal dunia luar. Ketakutan , ia takut akan mata-mata tajam yang siap mengintainya di luar sana. Namun seiring waktu berlalu seorang bocah ingusan hadir ditengah kekelaman hidupnya, Jojo teman sebayanya  dengan perlahan menuntun Ranum menuju kenyataan.
“ulat kecil, lihatlah! Dari kepompong itu sebentar lagi akan keluar kupu-kupu yang cantik .”
Ranum memandangnya dengan heran dan tak percaya
“eh.. jangan disentuh num!! Biarkan kupu-kupu itu berusaha keluar dengan usahanya sendiri.”
Tambah Jojo
Rasa penasaran ditambah kasihan melihat kupu-kupu itu tak kunjung keluar membuat Ranum beram , ia mengatakan sesuatu pada Jojo  dengan bahasa isyarat yang dimengerti  JoJo.
“kasihan, nanti dia bisa mati.”
“jangan!! Kamu tahu usahanya untuk mengeluarkan diri itulah yang nantinya akan menjadi  kekuatannya untuk bisa terbang..” jelas Jojo
“ta..tapi..”
“kamu mau dia gak akan bisa terbang?”
Ranum berhenti dan terperangah mendengar ucapan Jojo . sesaat kemudian kupu-kupu itu telah mampu keluar dari kepompongnya dan mengepakkan sayap cantiknya .
“kamu lihat kan? Nah ulat kecil, aku ingin kamu belajar dari kupu-kupu itu , semangatnya, usahanya, juga perjuangannya untuk mengeluarkan diri dari jeratan kepompong  hingga bisa hidup di alam bebas dan mengepakkan sayap cantiknya.”
Terlampau jauh ranum menyongsong masa lalu.  Kini lsngit mulsi memerah  dan  sebentar lagi malam menjelang, tapi ia masih ingin menanti Jojo di bukit itu. Ia sangat tahu siapa sahabatnya itu dan Ranum percaya Jojo tak akan mengingkari janji yang diucapkannya 11 tahun silam.
“ aku akan datang num, tunggu aku disini.”
Sementara butiran-butiran bening mulai membasahi pipinya, mengenang kata-kata itu, perasaan bimbang mulai menggelayuti hatinya.
“bagaimana mungkin jojo melupakannya setelah bertahun-tahun aku menanti hari ini tiba. Haruskah ini yang ku dapatkan?”   dalam hatinya mulai bimbang
“Jojoo..!! dasar bodoh ., kenapa aku setolol ini ? mana mungkin Jojo mengingatku .. mungkin ia terlalu sibuk hingga lupa akan janji yang diucapkannya .”

Batinnya menjerit , entah apa perasaan yang dirasakannya kala itu. Kecewa, sedih bercampur luka menjadi satu . ranum pulang membawa segumpal  kecewa  karena tahu ajanji Jojo kini hanya berbuah  butiran-butiran lara yang membanjiri pipinya. Seharian ia menunggu Jojo di bukit tapi kini harus pulang dengan raut kecewa
“ aduh ndukk.!! Kamu itu kemana saja? Dari tadi si mbok cari kemana-mana gak ketemu.”
Ranum hanya menggelengkan kepala seraya mengusap air  mata di pipinya  berharap si mbok tak pernah tahu perasaan yang sedang dideritanya saat itu.
“itu loh.. ada orang mencari kamu nduk. Ayo cepet pulang!”
 Ranum tercengang, mungkinkah orang itu…

****
Sebuah mobil marcedes berwarna silver mewah terpakir di depan halaman rumah gubuk kecil di ujung jalan desa. Ranum berlari meunuju pintu rumah dan mendapati seorang laki-laki berpenampilan parlente dengan jas, dasi, sepatu hitam mengkilat dihadapannya. Bukan seseorang yang selama ini ia bayangkan sebagai sosok seorang Jojo. Mungkinkah bocah ingusan itu kini telah menjelma menjadi seorang pangeran yang begitu sempurna.?
“ah.. ulat kecil, kemana saja kau?” Tanya laki-laki itu pada Ranum
“ulat kecil??” laki-laki itu memanggilku ulat kecil. Ohh tuhan apakan ini benar-benar nyata ataukah hanya ilusi semata??”
Ia benar-benar Jojo , bocah ingusan yang semenjak tadi dinantinya. Ia tak percaya ternyata Jojo masih mengingatnya  dan janji yang diucapkannya dulu. Kali ini air mata membasahi pipinya lagi. Air mata bahagia…
“sudahlah Num, kenapa menangis?, lihatlah kamu sudah menjelma menjadi kupu-kupu yang cantik sekarang.” Sangat berbeda dengan jojo yang ia kenal dulu. Mungkin

Entah apa yang ia rasakan kala itu, di satu sisi rasa senang menyeruak dalam hatinya karena Jojo masih mengingat janji yang siucapkannya 11 tahun silam, di sisi lain ia merasakan ada sesuatu yang aneh pada sosok sahabat kecilnya itu. Penampilan, gaya bicara, dan cara ia menatap Ranum.  Semuanya sudah berbeda, orang dihadapannya itu seperti orang lain, bukan jojo sahabatnya.

Ranum menggerak-gerakan tangannya seraya berbicara pada Jojo
“kamu masih mengingat aku jo?”
Jojo tertawa kecil, “bagaimana bisa aku melupakan sahabat seperti kamu Num?”
**
“Jonathannn??” kata seorang perempuan berambut pirang dank ulit kecoklatan yang muncul dari balik pintu
“jadi ini yang namanya  Ranum?”
Belum sempat Jojo menjawab perempuan itu melanjutkan kata-katanya
“ternyata biasa aja yah? Aku pikir dia lebih dari ini , sampai-sampai kamu rela datang ke kampung kumuh  ini.”
“diam kamu.!!” Bentak Jojo

Ranum tercengang, mendengar kata-kata perempuan itu yang meamnggil jojo dengan Jonathan?
“siapa perempuan ini Jo?”
“dia clarissa” jawab Jojo
“ya, aku adalah istri Jonathan” celetuk perempuan itu

Seketika, Ranum merunduk menyembunyikan air mata yang mulai jatuh di pipinya, rasanya bagai disambar petir , mendengar kata “istri” dari mulut perempuan itu, ranum shock. Kehabisan kata-kata. Tak tahu harus berkata apa lagi.
“ maafkan aku Num! aku tak punya pilihan lain, aku harus menikahinya.” Jelas Jojo
Ranum tersentak sedemikian hebat,  berharap apa yang terjadi saat ini adalah tidak nyata, hanya halusinasi. “hanya maaf?” setelah sekian hari yang dilaluinya untuk menanti seorang  Jojo , dan sekian harapan yang telah melintas dalam benaknya.kini ia hanya bisa diam dan diam, tak bisa berbuat apa-apa lagi.
Takdir membawanya pada satu kenyataan yang mengharu biru , tak ada pilihan lain untuk Ranum kecuali pasrah dan menerima  apa adanya takdir yang disuguhkan Sang maha Pencipta .

cerpen

ohh mama!!!

Dilema, sebuah kata yang mampu menggambarkan betapa tak menentu  suasana hati Vivi kala itu. Rasa berdosa dan rasa puas silih berganti menguasai batinnya, rasa puas karena telah mendapatkan uang senilai  Rp 500.000 membuatnya tersenyum, menerawang lalu membayangkan betapa kerennya bila ia memiliki hanphone merek terkenal  yang selama ini ia idam-idamkan. Lalu terlintas dalam benaknya tatapan iri  dari teman-temannya yang selama ini menganggapnya berpenanpilan kampungan dan serba kekurangan.
Entah apa yang membuatnya sampai hati nekat mengambil uang mama ros secara diam-diam hanya karena keinginannya untuk memiliki handphone seperti teman-teman lainnya  sudah tak mampu lagi ia bendung, membeludak dalam otaknya dan akhirnya membutakan hati nuraninya.
“dengan uang ini, aku bisa membeli handphone seperti milik Luna dan Sarah. Siapa bilang seorang Vivi gak bisa bergaya kaya mereka!” batin Vivi.
Sepintas terbayang pula dalam benak Vivi bagaimana sikap Sarah jika melihat penampilannya yang lain dari biasanya ketika menggunakan handphone  mahal itu, mungkin Sarah akan berdecak kagum dan memuji-muji dirinya atau justru sebaliknya, mungkin Sarah akan memandang sinis vivi dan mengatakan
“bagaimana bisa seorang Vivi, anak tukang jahit bisa beli Hp semahal itu? “
“Tahu rasa kau” . gumam vivi dalam hati kecilnya.
“jangan kau kira aku gak mampu beli barang mahal”
Perasaannya melambung begitu tinggi hingga Rasa congkak itu tiba-tiba  menguasai hatinya.
 Tapi seketika menyeruak rasa berdosa dalam hatinya, menerjang, membeludak bagai bom atom yang siap meledak. Rasa puas itu memudar begitu saja , sama seperti ketika ia mengambil uang itu..
“ohh tidakk, bagaimana kamu bisa sekejam ini? Mencuri hasil jerih payanh mama menjahit hanya untuk membeli sebuah handphone model baru yang canggih, trendy, dan harganya selangit itu. Dan yang paling konyol semua ini aku lakukan hanya untuk sekedar membuat teman-temanku berdecak kagum atas apa yang aku punya. Lagi pula siapa yang akan percaya kalau seorang Vivi yang mamanya hanya seorang penjahit kecil-kecilan dan papanya sudah tiada, mampu mebeli handphone semahal itu.

Tentu teman-temanku akan menyangka bahwa handphone ini bukan merek yang aslinya alias bajakan, atau mungkin mereka akan menuduhku mencuri handphone orang lain, atau bahkan mengira bahwa handphone ini adalah barang temuan. Semua perasaan itu terbayang-bayang begitu mengerikan, seketika terlintas pandangan iri Sarah disertai ejekan yang keluar dari mulut bingasnya.
“wiisssssh,!! Keren banget Vi, kamu banyak duit deh , sampai bisa beli handphone semahal itu. Tapi omong-omong itu bukan barang hasil mencuri kan? Atau mungkin kamu nemu di jalan?”
Ahh!! Vivi menghela nafas dalam-dalam . perasaan bimbang menggelayuti hatinya, di satu sisi batinnya begitu menginginkan handphone itu . namun di sisi batin lainnya perasaan bersalah memaksanya mengembalikan uang itu kembali ke tempat semula secara diam-diam seperti saat ia mengambilnya.

Sejenak hati Vivi terombang ambing oleh dua pilihan yang begitu membingungkan dan menyulitkan. Bagaimana bila mama bertanya penuh selidik
“dari mana Vivi punya uang untuk membeli handphone semahal itu?”
Ah itu hal mudah, apa salahnya kalau aku menjawab bahwa uang sebanyak itu dari hasil tabunganku selama ini. Gampang kan? Aku berhak mempunya handphone mahal yang bisa buat internetang, chatting , foto-foto, smsan, telfon-telfonan dan lain sebagainya. Bukan Cuma mereka mereka saja seperti  Sarah dan Luna yang selalu menyombongkan diri dengan semua barang yang mereka miliki . aku ini kan juga remaja, sama seperti mereka yang sedang suka-sukanya bergaya, aku ingin jadi pusat perhatian teman-teman lainnya biar dianggap tidak kampungan.
Tapi haruskah untuk mendapatkan semua itu aku harus tega mengambil uang mamaku sendiri?. Dan haruskah aku bergaya-gaya sementara hatiku tidak akan merasa tenang dan tersiksa karena terus menerus dihantui oleh perasaan bersalah.
Ahh!! Betapa lelahnya ia memikirkan hal serunit itu hingga tanpa ia sadari matanya perlahan-lahan tertutup dan akhirnya ia hanyut dalam buaian mimpi denagan pulasnya, sampai-sampai ia lupa akan sesuatu yang sudah terbiasa ia lakukan sebelu tidur “berdo’a”.

***
Pagi-pagi sekali  kira-kira pukul setengah lima Vivi terbangunkan oleh suara rebut yang membuyarkan semua mimpi-mimpiindahnya. Tidak lain adalah suara perdebatan antara mama dan tante mumun
“salah mbak sendiri kenapa menyimpan uang sembarangan, sekarang kalau sudah begini, kita mau cari kemana lagi. Bagaimana kalau ada pencuri yang masuk rumah kita?” kata tante Mumun.
Vivi segera bangun dan duduk di pinggir ranjangnya, seraya mengucek-ngucek  matanya, lalu dengan serius ia mulai menguping percakapan nantara mama dan tentenya itu
“aku gak sembarangan menyimpan uang, seingatku aku menyimpannya di lemari pakaian.”
Tiba-tba badan Vivi gemetar menahan gejolak perasaannya yang berfikir bahwa sesaat lagi perbuatan nya akan ketahuan.
“kemarin ak lihat masih ada, sejak itu aku gak periksa lagi. Baru tadi pagi aka periksa, eh uangnya sudah tidak ada??”
Terdengar samar-samar suara isak tangis mama diantara perbincangan itu.Vivi yang merasa tidak bisa mendengar dengan jelas langsung berlari mendekati pintu dan mengintip pembicaraan mereka.
“padahal uang itu mau akau tabung untuk biaya sekolah Vivi nanti selulus SMA Mun, aku ingin dia melanjutkan kuliah setinggi-tingginya biar gak susah cari uang seperti aku, itu harapan akau satu-satunya.”
“ya udah yang sabar ya mbak, mungkin ini cobaan dari Allah buat mbak.”
“iya, kalu memang sudah hilang aku sudah ikhlas, tapi aku bingung bagaimana aku bisa cari uang sebanyak itu lagi? Vivi kan sudah mau lulus Mun…”
Vivi tercengang mendengar kata-kata mama saat itu, betapa ia merasa menjadi anak paling durhaka  di dunia ini. Ia lemas tak berdaya dan menjatuhkan dirinya di bawah pintu, tanpa terasa air matanya menbeludak, membanjir tak terkira. Saat itulah vivi sadar bahwa hanya karena gengsi nuraninya bisa tertutup hingga berbuat senekat itu, ia sadar ternyata ia hanyalah seorang gadis dari keluarga miskin , tak semestinya ia bergaya seperti halnya Luna ataupun Sarah.
“ohh Tuhan, kenapa  aku bisa sejahat ini?”
Sejuta rasa haru memenuhi seluruh ruang batin Vivi. selama ini aku belum menyadari ketulusan hati mama, sebaliknya, aku menganggap mama pelit dan jarang memenuhi permintaan anaknya. Satu per satu terlintas dlam benak Vivi segala kebaikan , ketulusan, dan jerih payah mama untuk meanjakan anak semata wahyangnya itu. Ketika ingat bagaimana mama rela menjual kalung emas peninggalan alamarhum papa satu-satunya hanya untuk melunasi tunggakan SPP sekolah Vivi selama 4 bulan. Sering sekali mama bekerja hingga larut malam bahkan sampai menjelang pagi, hanya untuk menyelesaikan jahitannya dengan harapan agar ngkos jahitannya kan segera diterima untuk uang saku Vivi
Dalam kesadaran penuh ia tahu yang harus dilakukannya saat itu adalah bersimpuh memohon maaf kepada sang mama. Dengan terisak-isak  Vivi berlari dan langsung bersimpuh dihadapan mama
“ma, hukum Vvivi ma!! Pukul nakamu ini, aku lah yang sudah mencuri uang mama.”
 tangis Vivi meledak setelah ia mengungkapkan semua perbuatannya , vivi memilih berterus terang dan mengembalikan semua uang mamanya .
“ gak Vi, mama gak akan hukum ataupun memukul kamu, asalkan kamu mau menjelaskan untuk apa kamu sampai senekat ini mencuri uang mama?”
Sejenak Vivi menerawang jauh wajah mama dan berusaha  mencari raut marah pada wajah itu , tapi tak sedikitpun ia menemukannya.
“Vivi malu mengatakannya ma..” ucap Vivi
“kenapa harus malu? Aku ini mama kamu Vi, mama tahu mama gak bisa memenuhi segala yang kamu minta. Tapi kamu berhak punya keinginan nak, nah sekarang katakanlah! “ bujuk mama sambil menerawang jauh mata Vivi sembari mencari jawaban atas segala perbuatannya.
“Vivi ingin punya handphone seperti teman-teman yang lainnya ma.!”
“ jadi, kamu nekat mengambil uang mama untuk membeli handphone nak? Kalau begitu mama akan menjual gelang mama ini untuk membelikanmu handpone!” jawab mama smbari memegangi gelangnya itu.
“gak ma, mama gak boleh jual gelang itu!! Aku gak mau lagi punya handphone,  lagian aku juga sudah tahu kalau uang itu anatinya juga untuk biaya sekolahku kan?”
“iya, apa kamu masih ingat pesan almarhum papamu dulu Vi,?” Tanya mama
“  papa mamamu ini Cuma orang miskin Vi, gak akan selalu bisa memenuhi setiap  keinginan kamu.!  Nah , mulai sekarang kalau kamu menginginkan sesuatu. Mintalah sama Tuhan! Dia punya segalanya, dan gak ada yang gak mungkin jika sudah kehendaknya nak.” Kata almarhum papa sewaktu masih hidup dulu
“ Vivi menyesal pa, ma, vivi janji gak akan  minta sesuatu yang macem-mecem lagi sama mama.! Maafkan anakmu yang tak tahu diri ini ma!”
“iya Vi, mama sudah maafin kamu kok.” Jawab mama dengan senyuman mengembang di bibirnya
Dan akhirnya semua berakhir  tanpa air mata…

***

Selasa, 07 Februari 2012

Jenis-jenis Prosa



Berdasarkan pembagian sejarah sastra Indonesia, dikenal 2 macam sastra, yaitu sastra klasik dan sastra modern.
Sastra modern termasuk di dalamnya prosa baru yang mencakup roman, novel, novel populer, cerpen. Selanjutnya sastra klasik termasuk di dalamnya yaitu prosa lama yang mencakup cerita rakyat, dongeng, fabel, epos, legenda, mite, cerita jenaka, cerita pelipur lara, sage, hikayat, dan silsilah.
Roman adalah salah satu jenis karya sastra ragam prosa. Pengertian roman pada mulanya ialah cerita yang ditulis dalam bahasa Romana. Dalam perkembangannya kemudian, roman berupa cerita yang mengisahkan peristiwa/pengalaman lahir/batin sejumlah tokoh pada satu masa tertentu. Hal ini terjadi pada akhir abad ke-17. Perkembangan roman mencapai puncaknya pada abad ke-18. Pada abad ke-19 muncullah penulis-penulis roman yang termasyhur, seperti Honore de Balzac, Gustave Flaubert, Emile Zola, Charles Dickens, Leo Tolstoy, F. Dostojevski. Penulis-penulis roman ini kemudian disusul oleh rekan-rekannya yang mewakili abad ke-20, seperti Proust, Joyce, Kafka, dan Faulkner.
Bentuk yang hampir sama dengan roman adalah novel. Bagi pembaca awam, kedua bentuk ini sulit dibedakan. Pada dasarnya novel maupun roman menceritakan hal luar biasa yang terjadi dalam kehidupan manusia sehingga jalan hidup tokoh cerita yang ditampilkan dapat berubah.
Novel dapat dibedakan menjadi novel kedaerahan, novel psikologi, novel sosial, novel gotik, dan novel sejarah, serta novel populer.
Cerita jdnis lain yang memiliki ciri utama sepertri novel adalah cerpen. Bedanya dengan novel, cerpen penceritaannya lebih ringkas, masalahnya lebih padu dan plotnya tunggal dan terfokus ke akhir cerita. Sebuah cerita yang panjang yang berjumlah ratusan halaman, jelas tidak dapat disebut dengan cerpen.

Teori Kritik dan Esai Sastra



ESAI DAN KRITIK SASTRA

A. Pengertian Kritik dan Esai Sastra
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1997 : 531 ), disebutkan kritik adalah kecaman atau tanggapan, kadang-kadang disertai uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap sesuatu hasil karya, pendapat, dan sebagainya. Sedangkan esai adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya (Depdikbud, 1997: 270 ).
H.B. Jasin mengemukakan bahwa kritik kesusastraan adalah pertimbangan baik atau buruk suatu hasil kesusastraan. Pertimbangan itu disertai dengan alasan mengenai isi dan bentuk karya sastra. Widyamartaya dan Sudiati (2004 : 117) berpendapat bahwa kritik sastra adalah pengamatan yang teliti, perbandingan yang tepat, dan pertimbangan yang adil terhadap baik-buruknya kualitas, nilai, kebenaran suatu karya sastra. Memberikan kritik dan esai dapat beromanfaat untuk memberikan panduan yang memadai kepada pembaca tentang kualitas sebuah karya. Di samping itu, penulis karya tersebut akan memperleh masukan, terutama tentang kelemahannya.
Esai adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya. Pengarang esai disebut esais. Esai sebagai satu bentuk karangan dapat bersifat informal dan formal. Esai informal mempergunakan bahasa percakapan, dengan bentuk sapaan “saya” dan seolah-olah ia berbicara langsung dengan pembacanya. Adapun esai yang formal pendekatannya serius. Pengarang mempergunakan semua persyaratan penulisan.
Esai adalah sebuah komposisi prosa singkat yang mengekspresikan opini penulis tentang subyek tertentu. Sebuah esai dasar dibagi menjadi tiga bagian: pendahuluan yang berisi latar belakang informasi yang mengidentifikasi subyek bahasan dan pengantar tentang subyek; tubuh esai yang menyajikan seluruh informasi tentang subyek; dan terakhir adalah konklusi yang memberikan kesimpulan dengan menyebutkan kembali ide pokok, ringkasan dari tubuh esai, atau menambahkan beberapa observasi tentang subyek.
Apa yang membedakan esai dan bukan esai? Untuk menjawab pertanyaan ini dapat dilakukan dengan merujuk pendapat-pendapat atau rumusan-rumusan yang telah ada, tetapi pendapat-pendapat atau rumusan-rumusan yang telah ada sering kali masih tidak lengkap dan kadang bertolak belakang sehingga masih mengandung kekurangan juga. Misal mengenai ukuran esai, ada yang menyatakan bebas, sedang, dan dapat dibaca sekali duduk; mengenai isi esai, ada yang menyatakan berupa analisis, penafsiran dan uraian (sastra, budaya, filsafat, ilmu); dan demikian juga mengenai gaya dan metode esai ada yang menyatakan bebas dan ada yang menyatakan teratur.
Penjelasan mengenai esai dapat lebih “aman dan mudah dimengerti” jika ditempuh dengan cara meminjam pembagian model penalaran ala Edward de Bono. Menurut De Bono, penalaran dapat dibagi menjadi dua model. Pertama, model penalaran vertikal (memusatkan perhatian dan mengesampingkan sesuatu yang tidak relevan) dan kedua model penalaran lateral (membukakan perhatian dan menerima semua kemungkinan dan pengaruh).
Dari pembagian model penalaran ini, esai cenderung lebih mengamalkan penalaran lateral karena esai cenderung tidak analitis dan acak, melainkan dapat melompat-lompat dan provokatif. Sebab, esai menurut makna asal katanya adalah sebuah upaya atau percobaan yang tidak harus menjawab suatu persoalan secara final, tetapi lebih ingin merangsang. Menurut Francis Bacon, esai lebih sebagai butir garam pembangkit selera ketimbang sebuah makanan yang mengenyangkan.
1. prinsip dalam menyusun kritik dan esai, di antaranya sebagai berikut.
a Pokok persoalan yang dibahas harus layak untuk diulas dan hasil ulasannya harus memberikan keterangan atau memperlihatkan sebab musabab yang berkaitan dengan suatu peristiwa yang nyata. Jadi yang terpenting bukan apa yang diulas, tetapi bagaimana cara penulis memberikan ulasannya.
b Pendekatan yang digunakan harus jelas, apakah persoalan didekati dengan pendekatan faktual atau imajinatif? Pendekatan faktual maksudnya mendekati pokok persoalan berdasarkan fakta dan datanya sebagaimana diserap pancaindra. Pendekatan imajinatif maksudnya mendekati pokok persoalan berdasarkan apa yang dibayangkan atau diangankan.
3. Ulasan yang menggunakan pendekatan faktual harus didukung oleh fakta yang nyata dan objektif. Penulis tidak bleh mengubah fakta untuk mendukung pandangannya. Pernyataan yang diungkapkan harus jelas, jangan samar-samar, harus dapat dipercaya, tidak disangsikan atau disangkal, dan dapat dibuktikan kebenarannya.
4. Pernyataan yang diungkapkan harus jelas, jangan samar-samar, harus dapat dipercaya, tidak disangsikan atau disangkal, dan dapat dibuktikan kebenarannya.
2. beberapa fungsi kritik sastra adalah sebagai berikut.
a Membina dan mengembangkan sastra. Melalui kritik sastra, kritikus berusaha menunjukkan struktutr sebuah karya sastra, memberikan penilaian, menunjukkan kekuatan dan kelemahannya, serta memberikan alternatif untuk pengembangan karya sastra tersebut.
b Pembinaan apresiasi sastra. Para kritikus berusaha membantu para peminat karya sastra memahami sebuah karya sastra. Kritikus berusaha mengungkap daerah-daerah yang lemah yang terdapat dalam karya sastra. Analisis struktur sastra, kmentar dan interprestasi, menjelaskan unsur-unsurnya,serta menunjukan unsur-unsur yang tersirat dan tersurat, akan dapat menuingkatkan apresiasi sastra.
c Menunjang dan mengembangkan ilmu sastra. Kritik sastra merupakan wadah analisis karya sastra, analisis struktur cerita, gaya bahasa, dan teknik penceritaan. Hal ini merupakan sumbangan pula untuk para ahli sastra dalam mengembangkan teri sastra. Para pengarang pun dapat belajar melalui kritik sastra dalam memperluas pandangannya, sehingga ciptaannya lebih berkembang. Untuk membuat kritik dan esai terhadap karya sastra, penulis dapat menggunakan dua pendekatan yakni dengan pendekatan deduktif dan pendekatan induktif.
B. Sejarah Esai
Esai mulai dikenal pada tahun 1500-an dimana seorang filsuf Perancis, Montaigne, menulis sebuah buku yang mencantumkan beberapa anekdot dan observasinya. Buku pertamanya ini diterbitkan pada tahun 1580 yang berjudul Essais yang berarti attempts atau usaha. Montaigne menulis beberapa cerita dalam buku ini dan menyatakan bahwa bukunya diterbitkan berdasarkan pendapat pribadinya. Esai ini, berdasarkan pengakuan Montaigne, bertujuan mengekspresikan pandangannya tentang kehidupan.
Lalu bagaimana pengertian esai menurut Montaigne? Montaigne menuliskan sikap dan pandangannya mengenai esai melalui deskripsi-deskripsinya yang tersirat, sahaja, rendah hati tetapi jernih dalam sebuah kata pengantar bukunya: “Pembaca, ini sebuah buku yang jujur. Anda diperingatkan semenjak awal bahwa dalam buku ini telah saya tetapkan suatu tujuan yang bersifat kekeluargaan dan pribadi. Tidak terpikir oleh saya bahwa buku ini harus bermanfaat untuk anda atau harus memuliakan diri saya. Maksud itu berada di luar kemampuan saya. Buku ini saya persembahkan kepada para kerabat dan handai taulan agar dapat mereka manfaatkan secara pribadi sehingga ketika saya tidak lagi berada di tengah-tengah mereka (suatu hal yang pasth segera mereka alami), dapatlah mereka temukan di dalamnya beberapa sifat dari kebiasaan dan rasa humor saya, dan mudah-mudahan, dengan cara itu, pengetahuan yang telah mereka peroleh tentang diri saya tetap awet dan selalu hidup” (dari “To The Reader”).
Kemudian, pada tahun 1600-an, Sir Francis Bacon menjadi Esais Inggris pertama. Bukunya berjudul Essay. Bentuk, panjang, kejelasan, dan ritme kalimat dari esai ini menjadi standar bagi esais-esais sesudahnya. Ada beberapa esai yang formal, dan ada beberapa esai lain yang bersifat informal. Bentuk esai informal lebih mudah ditulis karena lebih bersifat personal, jenaka, dengan bentuk yang bergaya, struktur yang tidak terlalu formal, dan bertutur. Bentuk esai formal lebih sering dipergunakan oleh para pelajar, mahasiswa dan peneliti untuk mengerjakan tugas-tugasnya. Formal esai dibedakan dari tujuannya yang lebih serius, berbobot, logis dan lebih panjang.
Di Indonesia bentuk esai dipopulerkan oleh HB Jassin melalui tinjauan-tinjauannya mengenai karya-karya sastra Indonesia yang kemudian dibukukan (sebanyak empat jilid) dengan judul Kesusastraan Indonesia Modern dalam Kritik dan Esei (1985), tapi Jassin tidak bisa menerangjelaskan rumusan esai
C. Tipe-tipe Esai
Ada enam tipe esai, yaitu:
1. Esai deskriptif. Esai jenis ini dapat meluliskan subjek atau objek apa saja yang dapat menarik perhatian pengarang. Ia bisa mendeskripsikan sebuah rumah, sepatu, tempat rekreasi dan sebagainya.
2. Esai tajuk. Esai jenis ini dapat dilihat dalam surat kabar dan majalah. Esai ini mempunyai satu fungsi khusus, yaitu menggambarkan pandangan dan sikap surat kabar/majalah tersebut terhadap satu topik dan isyu dalam masyarakat. Dengan Esai tajuk, surat kabar tersebut membentuk opini pembaca. Tajuk surat kabar tidak perlu disertai dengan nama penulis.
3. Esai cukilan watak. Esai ini memperbolehkan seorang penulis membeberkan beberapa segi dari kehidupan individual seseorang kepada para pembaca. Lewat cukilan watak itu pembaca dapat mengetahui sikap penulis terhadap tipe pribadi yang dibeberkan. Disini penulis tidak menuliskan biografi. Ia hanya memilih bagian-bagian yang utama dari kehidupan dan watak pribadi tersebut.
4. Esai pribadi, hampir sama dengan esai cukilan watak. Akan tetapi esai pribadi ditulis sendiri oleh pribadi tersebut tentang dirinya sendiri. Penulis akan menyatakan “Saya adalah saya. Saya akan menceritakan kepada saudara hidup saya dan pandangan saya tentang hidup”. Ia membuka tabir tentang dirinya sendiri.
5. Esai reflektif. Esai reflektif ditulis secara formal dengan nada serius. Penulis mengungkapkan dengan dalam, sungguh-sungguh, dan hati-hati beberapa topik yang penting berhubungan dengan hidup, misalnya kematian, politik, pendidikan, dan hakikat manusiawi. Esai ini ditujukan kepada para cendekiawan.
6. Esai kritik. Dalam esai kritik penulis memusatkan diri pada uraian tentang seni, misalnya, lukisan, tarian, pahat, patung, teater, kesusasteraan. Esai kritik bisa ditulis tentang seni tradisional, pekerjaan seorang seniman pada masa lampau, tentang seni kontemporer. Esai ini membangkitkan kesadaran pembaca tentang pikiran dan perasaan penulis tentang karya seni. Kritik yang menyangkut karya sastra disebut kritik sastra.
D. Ciri-ciri Esai
1. Berbentuk prosa, artinya dalam bentuk komunikasi biasa, menghindarkan penggunaan bahasa dan ungkapan figuratif.
2. Singkat, maksudnya dapat dibaca dengan santai dalam waktu dua jam.
3. Memiliki gaya pembeda. Seorang penulis esai yang baik akan membawa ciri dan gaya yang khas, yang membedakan tulisannya dengan gaya penulis lain.
4. Selalu tidak utuh, artinya penulis memilih segi-segi yang penting dan menarik dari objek dan subjek yang hendak ditulis. Penulis memilih aspek tertentu saja untuk disampaikan kepada para pembaca.
5. Memenuhi keutuhan penulisan. Walaupun esai adalah tulisan yang tidak utuh, namun harus memiliki kesatuan, dan memenuhi syarat-syarat penulisan, mulai dari pendahuluan, pengembangan sampai ke pengakhiran. Di dalamnya terdapat koherensi dan kesimpulan yang logis. Penulis harus mengemukakan argumennya dan tidak membiarkan pembaca tergantung di awang-awang.
6. Mempunyai nada pribadi atau bersifat personal, yang membedakan esai dengan jenis karya sastra yang lain adalah ciri personal. Ciri personal dalam penulisan esai adalah pengungkapan penulis sendiri tentang kediriannya, pandangannya, sikapnya, pikirannya, dan dugaannya kepada pembaca.
E. Panduan Dasar Menulis Esai
Untuk membuat sebuah esai yang berkualitas, diperlukan kemampuan dasar menulis dan latihan yang terus menerus. Berikut ini panduan dasar dalam menulis sebuah esai.
Struktur Sebuah Esai. Pada dasarnya, sebuah esai terbagi minimum dalam lima paragraf:
1. Paragraf Pertama. Dalam paragraf ini penulis memperkenalkan topik yang akan dikemukakan, berikut esainya. Esai ini harus dikemukakan dalam kalimat yang singkat dan jelas, sedapat mungkin pada kalimat pertama. Selanjutnya pembaca diperkenalkan pada tiga paragraf berikutnya yang mengembangkan esai tersebut dalam beberapa sub topik.
2. Paragraf Kedua sampai kelima.Ketiga paragraf ini disebut tubuh dari sebuah esai yang memiliki struktur yang sama. Kalimat pendukung esai dan argumen-argumennya dituliskan sebagai analisa dengan melihat relevansi dan relasinya dengan masing-masing sub topik.
3. Paragraf Kelima (terakhir). Paragraf kelima merupakan paragraf kesimpulan. Tuliskan kembali esai dan sub topik yang telah dibahas dalam paragraf kedua sampai kelima sebagai sebuah sinesai untuk meyakinkan pembaca
F. Langkah-langkah membuat Esai
1. Tentukan topik Bila topik telah ditentukan, anda mungkin tidak lagi memiliki kebebasan untuk memilih. Namun demikian, bukan berarti anda siap untuk menuju langkah berikutnya.
Pikirkan terlebih dahulu tipe naskah yang akan anda tulis. Apakah berupa tinjauan umum, atau analisis topik secara khusus? Jika hanya merupakan tinjauan umum, anda dapat langsung menuju ke langkah berikutnya. Tapi bila anda ingin melakukan analisis khusus, topik anda harus benar-benar spesifik. Jika topik masih terlalu umum, anda dapat mempersempit topik anda. Sebagai contoh, bila topik tentang “Indonesia” adalah satu topik yang masih sangat umum. Jika tujuan anda menulis sebuah gambaran umum (overview), maka topik ini sudah tepat. Namun bila anda ingin membuat analisis singkat, anda dapat mempersempit topik ini menjadi “Kekayaan Budaya Indonesia” atau “Situasi Politik di Indonesia”. Setelah anda yakin akan apa yang anda tulis, anda bisa melanjutkan ke langkah berikutnya.
Bila topik belum ditentukan, maka tugas anda jauh lebih berat. Di sisi lain, sebenarnya anda memiliki kebebasan memilih topik yang anda sukai, sehingga biasanya membuat esai anda jauh lebih kuat dan berkarakter.
a Tentukan Tujuan. Tentukan terlebih dahulu tujuan esai yang akan anda tulis. Apakah untuk meyakinkan orang agar mempercayai apa yang anda percayai? Menjelaskan bagaimana melakukan hal-hal tertentu? Mendidik pembaca tentang seseorang, ide, tempat atau sesuatu? Apapun topik yang anda pilih, harus sesuai dengan tujuannya.
b Tuliskan Minat Anda. Jika anda telah menetapkan tujuan esai anda, tuliskan beberapa subyek yang menarik minat anda. Semakin banyak subyek yang anda tulis, akan semakin baik. Jika anda memiliki masalah dalam menemukan subyek yang anda minati, coba lihat di sekeliling anda. Adakah hal-hal yang menarik di sekitar anda? Pikirkan hidup anda? Apa yang anda lakukan? Mungkin ada beberapa yang menarik untuk dijadikan topik. Jangan mengevaluasi subyek-subyek tersebut, tuliskan saja segala sesuatu yang terlintas di kepala.
c Evaluasi Potensial Topik . Jika telah ada bebearpa topik yang pantas, pertimbangkan masing-masing topik tersebut. Jika tujuannya mendidik, anda harus mengerti benar tentang topik yang dimaksud. Jika tujuannya meyakinkan, maka topik tersebut harus benar-benar menggairahkan. Yang paling penting, berapa banyak ide-ide yang anda miliki untuk topik yang anda pilih.
d Sebelum anda meneruskan ke langkah berikutnya, lihatlah lagi bentuk naskah yang anda tulis. Sama halnya dengan kasus dimana topik anda telah ditentukan, anda juga perlu memikirkan bentuk naskah yang anda tulis.
2. Buatlah outline atau garis besar ide-ide anda. Tujuan dari pembuatan outline adalah meletakkan ide-ide tentang topik anda dalam naskah dalam sebuah format yang terorganisir.
a Mulailah dengang menulis topik anda di bagian atas
b Tuliskan angka romawi I, II, III di sebelah kiri halaman tersebut, dengan jarak yang cukup lebar diantaranya
c Tuliskan garis besar ide anda tentang topik yang anda maksud:
– Jika anda mencoba meyakinkan, berikan argumentasi terbaik
– Jika anda menjelaskan satu proses, tuliskan langkah-langkahnya sehingga dapat dipahami pembaca
– Jika anda mencoba menginformasikan sesuatu, jelaskan kategori utama dari informasi tersebut
d Pada masing-masing romawi, tuliskan A, B, dan C menurun di sis kiri halaman tersebut. Tuliskan fakta atau informasi yang mendukung ide utama
3. Tuliskan esai anda dalam kalimat yang singkat dan jelas. Suatu pernyataan esai mencerminkan isi esai dan poin penting yang akan disampaikan oleh pengarangnya. Anda telah menentukan topik dari esai anda, sekarang anda harus melihat kembali outline yang telah anda buat, dan memutuskan poin penting apa yang akan anda buat. Pernyataan esai anda terdiri dari dua bagian:
– Bagian pertama menyatakan topik. Contoh: Budaya Indonesia, Korupsi di Indonesia
– Bagian kedua menyatakan poin-poin dari esai anda. Contoh: memiliki kekayaan yang luar biasa, memerlukan waktu yang panjang untuk memberantasnya, dst.
4. Tuliskan tubuh esai anda: Mulailah dengan poin-poin penting kemudian buatlah beberapa sub topik dan kembangkan sub topik yang telah anda buat
Bagian ini merupakan bagian paling menyenangkan dari penulisan sebuah esai. Anda dapat menjelaskan, menggambarkan dan memberikan argumentasi dengan lengkap untuk topik yang telah anda pilih. Masing-masing ide penting yang anda tuliskan pada outline akan menjadi satu paragraf dari tubuh esai anda. Masing-masing paragraf memiliki struktur yang serupa:
a Mulailah dengan menulis ide besar anda dalam bentuk kalimat. Misalkan ide anda adalah: “Pemberantasan korupsi di Indonesia”, anda dapat menuliskan: “Pemberantasan korupsi di Indonesia memerlukan kesabaran besar dan waktu yang lama”.
b Kemudian tuliskan masing-masing poin pendukung ide tersebut, namun sisakan empat sampai lima baris.
c Pada masing-masing poin, tuliskan perluasan dari poin tersebut. Elaborasi ini dapat berupa deskripsi atau penjelasan atau diskusi.
d Bila perlu, anda dapat menggunakan kalimat kesimpulan pada masing-masing paragraf. Setelah menuliskan tubuh esai, anda hanya tinggal menuliskan dua paragraf: pendahuluan dan kesimpulan.
5. Buatlah paragraf pertama (pendahuluan)
a Mulailah dengan menarik perhatian pembaca.
– Memulai dengan suatu informasi nyata dan terpercaya. Informasi ini tidak perlu benar-benar baru untuk pembaca anda, namun bisa menjadi ilustrasi untuk poin yang anda buat.
– Memulai dengan suatu anekdot, yaitu suatu cerita yang menggambarkan poin yang anda maksud. Berhati-hatilah dalam membuat anekdot. Meski anekdot ini efektif untuk membangun ketertarikan pembaca, anda harus menggunakannya dengan tepat dan hati-hati.
– Menggunakan dialog dalam dua atau tiga kalimat antara beberapa pembicara untuk menyampaikan poin anda.
b Tambahkan satu atau dua kalimat yang akan membawa pembaca pada pernyataan esai anda.
c Tutup paragraf anda dengan pernyataan esai anda
6. Tuliskan kesimpulan
Kesimpulan merupakan rangkuman dari poin-poin yang telah anda kemukakan dan memberikan perspektif akhir anda kepada pembaca. Tuliskan dalam tiga atau empat kalimat (namun jangan menulis ulang sama persis seperti dalam tubuh esai di atas) yang menggambarkan pendapat dan perasaan anda tentang topik yang dibahas. Anda dapat menggunakan anekdot untuk menutup esai anda.
7. Berikan sentuhan terakhir
a Teliti urutan paragraf Mana yang paling kuat? Letakkan paragraf terkuat pada urutan pertama, dan paragraf terlemah di tengah. Namun, urutan tersebut harus masuk akal. Jika naskah anda menjelaskan suatu proses, anda harus bertahan pada urutan yang anda buat.
b Teliti format penulisan. Telitilah format penulisan seperti margin, spasi, nama, tanggal, dan sebagainya
c Teliti tulisan. Anda dapat merevisi hasil tulisan anda, memperkuat poin yang lemah. Baca dan baca kembali naskah anda.
d Apakah masuk akal? Tinggalkan dulu naskah anda beberapa jam, kemudian baca kembali. Apakah masih masuk akal?
e Apakah kalimat satu dengan yang lain mengalir dengan halus dan lancar? Bila tidak, tambahkan bebearpa kata dan frase untuk menghubungkannya. Atau tambahkan satu kalimat yang berkaitan dengan kalimat sebelumnya.
f Teliti kembali penulisan dan tata bahasa anda.



Teori Drama



Konsep drama mengacu kepada dua pengertian, yaitu drama sebagai naskah dan drama sebagai pentas. Pembicaraan drama tentang naskah akan lebih mengarah kepada dasar dari telaah drama. Naskah drama dapat dijadikan sebagai bahan studi sastra, dapat dipentaskan, dan dapat dipagelarkan dalam media audio, berupa sandiwara radio atau kaset. Pagelaran pentas dapat di depan publik langsung maupun di dalam televisi. Untuk pagelaran drama di televisi, penulisan naskah drama sudah lebih canggih, mirip dengan scenario film.

Drama berarti perbuatan, tindakan atau beraksi. Drama berarti perbuatan, tindakan, atau action. Dalam kehidupan sekarang, drama mengandung arti yang lebih luas ditinjau apakah drama sebagai salah satu genre sastra, ataukah drama itu sebagai cabang kesenian yang mandiri. Drama naskah merupakan salah satu genre sastra yang disejajarkan dengan puisi dan prosa. Drama pentas adalah jenis kesenian mandiri, yang merupakan integrasi antara berbagai jenis kesenian seperti musik, tata lampu, seni lukis (dekor, panggung), seni kostum, seni rias, dan sebagainya. Jika kita membicarakan drama pentas sebagai kesenian mandiri, maka terbayang dalam ingatan kita pada wayang, ketoprak, ludruk, lenong, dan film. Dalam kesenian tersebut, naskah drama diramu dengan berbagai unsur untuk membentuk kelengkapan (Waluyo 2003: 2).

Perkataan drama sering dihubungkan dengan teater. Sebenarnya perkataan “teater” mempunyai makna yang lebi hluas karena dapat berarti drama, gedung pertunjukan, panggung, grup pemain drama, dan dapat juga berarti segala bentuk tontonan yang dipentaskan di depan orang banyak. Pengertiannya ditentukan oleh konteks pembicaraan.

Menurut Waluyo (2003: 6) drama naskah disebut juga sastra lakon. Sebagai salah satu genre sastra, drama naskah dibangun oleh struktur fisik (kebahasaan) dan struktur batin (semantih, makna). Wujud fisik sebuah naskah adalah dialog atau ragam tutur. Ragam tutur itu adalah ragam sastra.

UNSUR-UNSUR INTRINSIK PUISI



1. Tema

2. Rasa

3. Nada

4. Amanat

5. Diksi

6. Imajinasi

7. Kata-kata konkret

8. Gaya bahasa

9. Ritme

10. Rima



1. Tema adalah : ide atau gagasan yang menduduki tempat utama di dalam cerita.

     Hanya ada satu tema dalam satu puisi, walaupun puisinya panjang.

2. Rasa : Rasa disebut juga arti emosional. Misalnya : sedih, senang, marah, heran, gembira dll.

3. Nada adalah : sikap kita terhadap persoalan yang kita bicarakan.

    o Menggurui

    o Mencaci

    o Merayu

    o Merengek

    o Mengajak

    o Menyindir

    o Dsb.



4. Amanat adalah : pesan yang akan disampaikan oleh pengarang.

Contoh amanat :

 Mengharapkan pembaca marah.
Ø

 Benci
Ø

 Menyenangi sesuatu
Ø

 Berontak pada sesuatu.
Ø



5. Diksi ialah : pilihan kata yang tepat.

Keberhasilan puisi dicapai dengan mengintensnsifkan pilihan kata yang tepat.



6. Imajeri atau daya bayang ialah :suatu kata atau kelompok kata yang digunakan untuk menggunakan kembali kesan-kesan panca indera dalam jiwa kita.

Jenis Imajeri :

1. Imajeri pandang

2. Imajeri dengar

3. Imajeri rasa

4. Imajeri kecap



7. Kata-kata konkret adalah : kata-kata yang jika dilihat secara denotatif sama, tetapi secara konotatif tidak sama, bergantung pada situasi dan kondisi pemakainya.



8. Gaya Bahasa adalah : cara mengungkapkan pikiran melalui kata-kata.



9. Irama atau Ritme adalah meninggi atau merendahnya nada mengeras-melembut tekanannya, mempercepat-melambat temponya.

10. Rima atau unsur bunyi/sajak adalah unsur bunyi untuk menimbulkan kemerduan puisi unsur yang dapat memberikan efek terhadap makna nada dan suasana puisi tersebut.

Unsur Intrinsik Dan Ekstrinsik Prosa


Unsur Intrinsik Dan Ekstrinsik Prosa

Unsur Intrinsik Prosa
Yang dimaksud unsur-unsur intrinsik dalam sebuah karya sastra adalah unsur-unsur pembangun karya sastra yang dapat ditemukan di dalam teks karya sastra itu sendiri. Untuk karya sastra dalam bentuk prosa, seperi roman, novel, dan cerpen, unsur-unsur intrinsiknya ada tujuh: 1) tema, 2) amanat, 3) tokoh, 4) alur (plot), 5) latar (setting), 6) sudut pandang, dan 7) gaya bahasa.
1. Tema
Gagasan, ide, atau pikiran utama yang mendasari suatu karya sastra disebut tema. Atau gampangnya, tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita, sesuatu yang menjiwai cerita, atau sesuatu yang menjadi pokok masalah dalam cerita.
Tema merupakan jiwa dari seluruh bagian cerita. Karena itu, tema menjadi dasar pengembangan seluruh cerita. Tema dalam banyak hal bersifat ”mengikat” kehadiran atau ketidakhadiran peristiwa, konflik serta situasi tertentu, termasuk pula berbagai unsur intrinsik yang lain.
Tema ada yang dinyatakan secara eksplisit (disebutkan) dan ada pula yang dinyatakan secara implisit (tanpa disebutkan tetapi dipahami).
Dalam menentukan tema, pengarang dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: minat pribadi, selera pembaca, dan keinginan penerbit atau penguasa.
Dalam sebuah karya sastra, disamping ada tema sentral, seringkali ada pula tema sampingan. Tema sentral adalah tema yang menjadi pusat seluruh rangkaian peristiwa dalam cerita. Adapun tema sampingan adalah tema-tema lain yang mengiringi tema sentral.
2) Amanat
Amanat adalah ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui karyanya. Sebagaimana tema, amanat dapat disampaikan secara implisit yaitu dengan cara memberikan ajaran moral atau pesan dalam tingkah laku atau peristiwa yang terjadi pada tokoh menjelang cerita berakhir, dan dapat pula disampaikan secara eksplisit yaitu dengan penyampaian seruan, saran, peringatan, nasehat, anjuran, atau larangan yang berhubungan dengan gagasan utama cerita.
3) Tokoh
Tokoh adalah individu ciptaan/rekaan pengarang yang mengalami peristiwa-peristiwa atau lakuan dalam berbagai peristiwa cerita. Pada umumnya tokoh berwujud manusia, namun dapat pula berwujud binatang atau benda yang diinsankan.
Tokoh dapat dibedakan menjadi dua yaitu tokoh sentral dan tokoh bawahan. Tokoh sentral adalah tokoh yang banyak mengalami peristiwa dalam cerita.
Tokoh sentral dibedakan menjadi dua, yaitu:
1.         Tokoh sentral protagonis, yaitu tokoh yang membawakan perwatakan positif atau menyampaikan nilai-nilai positif.
2.      Tokoh sentral antagonis, yaitu tokoh yang membawakan perwatakan yang bertentangan dengan protagonis atau menyampaikan nilai-nilai negatif.
Adapun tokoh bawahan adalah tokoh-tokoh yang mendukung atau membantu tokoh sentral. Tokoh bawahan dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1.         Tokoh andalan. Tokoh andalan adalah tokoh bawahan yang menjadi kepercayaan tokoh sentral (baik protagonis ataupun antagonis).
2.      Tokoh tambahan. Tokoh tambahan adalah tokoh yang sedikit sekali memegang peran dalam peristiwa cerita.
3.      Tokoh lataran. Tokoh lataran adalah tokoh yang menjadi bagian atau berfungsi sebagai latar cerita saja.
Penokohan adalah penyajian watak tokoh dan penciptaan citra tokoh. Ada dua metode penyajian watak tokoh, yaitu:
1.         Metode analitis/langsung/diskursif, yaitu penyajian watak tokoh dengan cara memaparkan watak tokoh secara langsung.
2.      Metode dramatik/tak langsung/ragaan, yaitu penyajian watak tokoh melalui pemikiran, percakapan, dan lakuan tokoh yang disajikan pengarang. Bahkan dapat pula dari penampilan fisiknya serta dari gambaran lingkungan atau tempat tokoh.
Adapun menurut Jakob Sumardjo dan Saini KM, ada lima cara menyajikan watak tokoh, yaitu:
1.         Melalui apa yang diperbuatnya, tindakan-tindakannya, terutama bagaimana ia bersikap dalam situasi kritis.
2.      Melalui ucapana-ucapannya. Dari ucapan kita dapat mengetahui apakah tokoh tersebut orang tua, orang berpendidikan, wanita atau pria, kasar atau halus.
3.      Melalui penggambaran fisik tokoh.
4.      Melalui pikiran-pikirannya
5.      Melalui penerangan langsung
4) Alur (Plot)
Alur adalah urutan atau rangkaian peristiwa dalam cerita. Alur dapat disusun berdasarkan tiga hal, yaitu:
1.         Berdasarkan urutan waktu terjadinya (kronologi). Alur yang demikian disebut alur linear.
2.      Berdasarkan hubungan sebab akibat (kausal). Alur yang demikian disebut alur kausal.
3.      Berdasarkan tema cerita. Alur yang demikian disebut alur tematik. Dalam cerita yang beralur tematik, setiap peristiwa seolah-olah berdiri sendiri. Kalau salah satu episode dihilangkan cerita tersebut masih dapat dipahami.
Adapun struktur alur adalah sebagai berikut:
1.         Bagian awal, terdiri atas: 1) paparan (exposition), 2) rangsangan (inciting moment), dan 3) gawatan (rising action).
2.      Bagian tengah, terdiri atas: 4) tikaian (conflict), 5) rumitan (complication), dan 6) klimaks.
3.      Bagian akhir, terdiri atas: 7) leraian (falling action), dan 8- selesaian (denouement).
Dalam membangun alur, ada beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan agar alur menjadi dinamis. Faktor-faktor penting tersebut adalah:
1.         Faktor kebolehjadian. Maksudnya, peristiwa-peristiwa cerita sebaiknya tidak selalu realistik tetapi masuk akal.
2.      Faktor kejutan. Maksudnya, peristiwa-peristiwa sebaiknya tidak dapat secara langsung ditebak / dikenali oleh pembaca.
3.      Faktor kebetulan. Yaitu peristiwa-peristiwa tidak diduga terjadi, secara kebetulan terjadi.
Kombinasi atau variasi ketiga faktor tersebutlah yang menyebabkan alur menjadi dinamis.
Adapun hal yang harus dihindari dalam alur adalah lanturan (digresi). Lanturan adalah peristiwa atau episode yang tidak berhubungan dengan inti cerita atau menyimpang dari pokok persoalan yang sedang dihadapi dalam cerita.
5. Latar (setting)
Latar adalah segala keterangan, petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan waktu, ruang, suasana, dan situasi terjadinya peristiwa dalam cerita. Latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok:
a. Latar tempat, mengacu pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi.
b. Latar waktu, berhubungan dengan masalah ‘kapan’ terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi.
c. Latar sosial, mengacu pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Latar sosial bisa mencakup kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan bersikap, serta status sosial.
6. Sudut pandang (point of view)
Sudut pandang adalah cara memandang dan menghadirkan tokoh-tokoh cerita dengan menempatkan dirinya pada posisi tertentu. Dalam hal ini, ada dua macam sudut pandang yang bisa dipakai:
a. Sudut pandang orang pertama (first person point of view)
Dalam pengisahan cerita yang mempergunakan sudut pandang orang pertama, ‘aku’, narator adalah seseorang yang ikut terlibat dalam cerita. Ia adalah si ‘aku’ tokoh yang berkisah, mengisahkan kesadaran dirinya sendiri, mengisahkan peristiwa atau tindakan, yang diketahui, dilihat, didengar, dialami dan dirasakan, serta sikapnya terhadap orang (tokoh) lain kepada pembaca. Jadi, pembaca hanya dapat melihat dan merasakan secara terbatas seperti yang dilihat dan dirasakan tokoh si ‘aku’ tersebut.
Sudut pandang orang pertama masih bisa dibedakan menjadi dua:
1.         ‘Aku’ tokoh utama. Dalam sudut pandang teknik ini, si ‘aku’ mengisahkan berbagai peristiwa dan tingkah laku yang dialaminya, baik yang bersifat batiniyah, dalam diri sendiri, maupun fisik, dan hubungannya dengan sesuatu yang di luar dirinya. Si ‘aku’ menjadi fokus pusat kesadaran, pusat cerita. Segala sesuatu yang di luar diri si ‘aku’, peristiwa, tindakan, dan orang, diceritakan hanya jika berhubungan dengan dirinya, di samping memiliki kebebasan untuk memilih masalah-masalah yang akan diceritakan. Dalam cerita yang demikian, si ‘aku’ menjadi tokoh utama (first person central).
2.      ‘Aku’ tokoh tambahan. Dalam sudut pandang ini, tokoh ‘aku’ muncul bukan sebagai tokoh utama, melainkan sebagai tokoh tambahan (first pesonal peripheral). Tokoh ‘aku’ hadir untuk membawakan cerita kepada pembaca, sedangkan tokoh cerita yang dikisahkan itu kemudian ”dibiarkan” untuk mengisahkan sendiri berbagai pengalamannya. Tokoh cerita yang dibiarkan berkisah sendiri itulah yang kemudian menjadi tokoh utama, sebab dialah yang lebih banyak tampil, membawakan berbagai peristiwa, tindakan, dan berhubungan dengan tokoh-tokoh lain. Setelah cerita tokoh utama habis, si ‘aku’ tambahan tampil kembali, dan dialah kini yang berkisah. Dengan demikian si ‘aku’ hanya tampil sebagai saksi saja. Saksi terhadap berlangsungnya cerita yang ditokohi oleh orang lain. Si ‘aku’ pada umumnya tampil sebagai pengantar dan penutup cerita.
b. Sudut pandang orang ketiga (third person point of view)
Dalam cerita yang menpergunakan sudut pandang orang ketiga, ‘dia’, narator adalah seorang yang berada di luar cerita, yang menampilkan tokoh-tokoh cerita dengan menyebut nama, atau kata gantinya: ia, dia, mereka. Nama-nama tokoh cerita, khususnya yang utama, kerap atau terus menerus disebut, dan sebagai variasi dipergunakan kata ganti.
Sudut pandang ‘dia’ dapat dibedakan ke dalam dua golongan berdasarkan tingkat kebebasan dan keterikatan pengarang terhadap bahan ceritanya:
1.         ‘Dia’ mahatahu. Dalam sudut pandang ini, narator dapat menceritakan apa saja hal-hal yang menyangkut tokoh ‘dia’ tersebut. Narator mengetahui segalanya, ia bersifat mahatahu (omniscient). Ia mengetahui berbagai hal tentang tokoh, peristiwa, dan tindakan, termasuk motivasi yang melatarbelakanginya. Ia bebas bergerak dan menceritakan apa saja dalam lingkup waktu dan tempat cerita, berpindah-pindah dari tokoh ‘dia’ yang satu ke ‘dia’ yang lain, menceritakan atau sebaliknya ”menyembunyikan” ucapan dan tindakan tokoh, bahkan juga yang hanya berupa pikiran, perasaan, pandangan, dan motivasi tokoh secara jelas, seperti halnya ucapan dan tindakan nyata.
2.      ‘Dia’ terbatas (‘dia’ sebagai pengamat). Dalam sudut pandang ini, pengarang mempergunakan orang ketiga sebagai pencerita yang terbatas hak berceritanya, terbatas pengetahuannya (hanya menceritakan apa yang dilihatnya saja).
7. Gaya bahasa
Gaya bahasa adalah teknik pengolahan bahasa oleh pengarang dalam upaya menghasilkan karya sastra yang hidup dan indah. Pengolahan bahasa harus didukung oleh diksi (pemilihan kata) yang tepat. Namun, diksi bukanlah satu-satunya hal yang membentuk gaya bahasa.
Gaya bahasa merupakan cara pengungkapan yang khas bagi setiap pengarang. Gaya seorang pengarang tidak akan sama apabila dibandingkan dengan gaya pengarang lainnya, karena pengarang tertentu selalu menyajikan hal-hal yang berhubungan erat dengan selera pribadinya dan kepekaannya terhadap segala sesuatu yang ada di sekitamya.
Gaya bahasa dapat menciptakan suasana yang berbeda-beda: berterus terang, satiris, simpatik, menjengkelkan, emosional, dan sebagainya. Bahasa dapat menciptakan suasana yang tepat bagi adegan seram, adegan cinta, adegan peperangan dan lain-lain.

Unsur Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan atau sistem organisme karya sastra. Unsur ekstrinsik meliputi:
  • Nilai-nilai dalam cerita (agama, budaya, politik, ekonomi)
  • Latar belakang kehidupan pengarang
  • Situasi sosial ketika cerita itu diciptakan